Sabtu, 19 Mei 2012

Oh sepatuku, mengapa sih engkau sering menyiksaku?


“Ma, beliin aku sepatu yang baru dong, soalnya sepatuku berwarna -warni nih, padahal di peraturan SD aku setiap siswa diwajibkan untuk menggunakan sepatu berwarna hitam polos,” rengekku yang saat itu masih duduk di bangku kelas 1 SD dan Mama hanya tersenyum-senyum tanpa berkomentar sepatah kata pun. Pada keesokan harinya, bukannya mendapatkan sepatu baru dari Mama, beliau hanya memberiku sepasang sepatu bekas pemberian dari tetangga yang memiliki segudang sepatu bermerek. Sepatu itu memang bagus dan menarik buatku tetapi sepatu itu terhiaskan oleh garis tebal berwarna putih sehingga aku pun protes kepada Mama dengan mengatakan bahwa sepatu itu memiliki warna lain selain warna hitam. Tiba-tiba Papa menghampiri kami dan memberi sebuah solusi yang cukup unik. Papa pun mengambil sepatu itu kemudian ia mengambil sebuah spidol hitam permanen. Sret..sret… dengan serius Papa menghitamkan bagian yang putih dari sepatu itu dengan spidol tersebut dan hasilnya sepatu itu kini benar-benar telah menjadi sepasang sepatu yang berwarnakan hitam polos. Aku dan mama pun hanya tertawa melihat hal itu.
***
Seiring waktu yang terus bergulir, tak terasa kini aku telah tumbuh menjadi seorang remaja dan selama itu pula aku telah bergonta-ganti sepatu baik itu sepatu yang baru maupun yang bekas, yah.. yang penting sesuai peraturan yang ad di sekolah aku. Sebenarnya aku telah merepotkan kedua orang tuaku dengan seringnya aku meminta untuk bergonta-ganti sepatu dan bukannya aku ingin atau berniat untuk terus berkali-kali mengganti sepatuku namun dengan memiliki kaki yang berukuran panjang yang pertambahan ukurannya cukup cepat menjadi alasan dasar mengapa aku terpaksa harus selalu berganti sepatu. Bahkan jari- jemariku sempat membengkak ketika aku menggunakan sepatuku yang telah begitu sempit. Saat itu aku sengaja menahan rasa sakit tersebut tanpa melaporkan hal itu kepada orang tuaku sebab aku merasa tak enak hati kepada keduanya yang telah selalu berusaha dan berjuang untuk mendapatkan sepatu buatku. Namun ujung-ujungnya, mereka tahu akan hal tersebut setelah memperhatikan jemari kaki dan cara berjalanku yang Nampak agak perlahan-lahan dalam melangkah dan terkadang aku meringis setiap menapakkan kakiku di atas lantai, begitu pun ketika aku mengikuti pelajaran olahraga yang selalu memerintahkan kepada siswa-siswa untuk berlari-lari mengelilingi gedung sekolah yang cukup luas, oh.. sempurnalah penderitaanku. Namun dari kejadian tersebut, akhirnya kedua orang tuaku membelikanku sepasang sepatu yang berukuran lebih besar dari ukuran kakiku yang sebenarnya, hal itu bertujuan agar aku tetap merasa nyaman memakai sepatuku setiap ukuran kakiku bertambah dan juga agar tak merepotkan mereka lagi. Dan hal itu sering mereka lakukan dalam membeli sepatu buatku hingga saat ini, yah.. sudah tahu tujuan dari mereka kan?!! Hahaha…!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar