Minggu, 29 April 2012

Sang Wanita Pejuangku

Gulita telah merampas cahaya pandangku Tapaki terjal atas tajamnya kerikil tanpa malu Berbagai nestapa menerpa tak surutkan kesetiaanmu Kau masih tetap denganku bersama taklukkan sang benalu Di hadapan mereka engkau tersenyum begitu manis Meski sesungguhnya hatimu tengah menangis Siratkan kalbu yang teriris Buah hati tercinta menderita telah membuat hatimu miris Untaian kata cinta yang terlontar dari bibirmu Membakar naluriku gapai cita serta asaku Kau juangkan hidupku agar aku mampu Mampu menjadi seorang wanita pejuang layaknya dirimu duhai ibu sang penyejuk kalbu Created by” Risya Fath Light

Tidak ada komentar:

Posting Komentar